Rahsia di sebalik senyuman

Si Dia termenung sendirian. Berita yang diterima cukup meremukkan hati. Namun dirinya harus

kuat. Kegembiraan memang harus dikongsi bersama teman-teman, namun tidak bagi

kekecewaan hati. Muslih

hanya mampu menjadi pemerhati. Dia sedar sahabatnya berada dalam dilema. Namun dia tidak

berniat untuk menyoal lebih lanjut perihal masalah yang ditanggung oleh temannya. Pasti suatu

ketika nanti si Dia akan "berbunyi" jua. Dia mengenali teman rapatnya. Ukhuwah yang terbina

sejak sekolah lagi telah mematangkan dirinya untuk tidak menyimpan rasa kecil hati. Muslih

harus berbesar hati. Mengapa hanya hal

sebesar kuman itu menyebabkan dia menyimpan prasangka buat temannya. Baginya, mungkin

temannya ada sebab merahsiakan kesulitan yang dihadapinya..Sahabatnya hanya tersenyum

saat muslih menanyakan perihal masalah yang dihadapinya. Tersenyum dan terus tersenyum.

Namun muslih dapat menangkap ada kepahitan dalam senyuman sahabatnya.

"sejauhmanapun kau sembunyikan, pasti akan sampai waktunya..aku mengetahui"

Muslih bertekad, dia harus bersangka baik buat temannya..dia perasan, sahabatnya sering

termenung, dan ada kalanya dia terkejut melihat titisan-titisan mutiara di pipi

sahabatnya. Apabila

ditanya, jawapannya hanyalah senyuman.. Muslih akur dengan permintaan temannya untuk

tidak mengkusutkan kepala tentang dirinya...Di dalam hati, dia berdoa agar Allah melapangkan

dada dan memudahkan segala urusan temannya........

"Tabahlah wahai hati, sesudah kesulitan pasti akan ada kesenangan"

Doa muslih meniti dibibirnya.....


~Lakaran hati muslih buat temannya~


0 Response to "Rahsia di sebalik senyuman"

Post a Comment