Si Dia termenung sendirian. Berita yang diterima cukup meremukkan hati. Namun dirinya harus
kuat. Kegembiraan memang harus dikongsi bersama teman-teman, namun tidak bagi
kekecewaan hati. Muslih
hanya mampu menjadi pemerhati. Dia sedar sahabatnya berada dalam dilema. Namun dia tidak
berniat untuk menyoal lebih lanjut perihal masalah yang ditanggung oleh temannya. Pasti suatu
ketika nanti si Dia akan "berbunyi" jua. Dia mengenali teman rapatnya. Ukhuwah yang terbina
sejak sekolah lagi telah mematangkan dirinya untuk tidak menyimpan rasa kecil hati. Muslih
harus berbesar hati. Mengapa hanya hal
sebesar kuman itu menyebabkan dia menyimpan prasangka buat temannya. Baginya, mungkin
temannya ada sebab merahsiakan kesulitan yang dihadapinya..Sahabatnya hanya tersenyum
saat muslih menanyakan perihal masalah yang dihadapinya. Tersenyum dan terus tersenyum.
Namun muslih dapat menangkap ada kepahitan dalam senyuman sahabatnya.
Muslih bertekad, dia harus bersangka baik buat temannya..dia perasan, sahabatnya sering
termenung, dan ada kalanya dia terkejut melihat titisan-titisan mutiara di pipi
sahabatnya. Apabila
ditanya, jawapannya hanyalah senyuman.. Muslih akur dengan permintaan temannya untuk
tidak mengkusutkan kepala tentang dirinya...Di dalam hati, dia berdoa agar Allah melapangkan
dada dan memudahkan segala urusan temannya........
Doa muslih meniti dibibirnya.....